Minggu, 29 April 2012

Komunal, I'm In Love..

Komunal, I'm in love... with ur music !

Gara-gara nemenin pacar foto-foto untuk dokumentasi band Komunal waktu mereka latihan, saya jadi jatuh cinta sama musiknya. Baru kali ini denger musik heavy metal tapi musiknya enak dan nyaman banget di telinga. Musiknya ga bikin bosan, sama seperti saya dengar musik-musik band heavy metal luar.

Semua jempol saya kasiin buat mereka. Berhubung baru dengar (benar-benar dengar) karena dulu hanya sekilas dengar, jadi ga tau apa aja judulnya, tapi yang pasti musiknya KERENNNN! cuman ya itu, Doddy sang vokalis nyanyinya pake suara "Wawawwawaa" jadi butuh liat lirik lagunya biar tau apa kata-kata yang dikeluarin dari mulut pria gondrong ini.



Berhubung saya belum terlalu kenal mereka, jadi hanya bisa menginformasikan siapa aja sih manusia-manusia kreatif di balik Komunal ini. Ada Doddy Hamson (vocal), M. Anwar Sadat (gitar/ Orlando Bloom woii mirippp), Arie Khomaini (bass), dan Reza HK (drum). Band ini berdiri tahun 2004 dan sekarang sudah menyelesaikan karya album ketiganya bertajuk "Gemuruh Musik Pertiwi".

Mau denger musik heavy metal keren? Komunal salah satu band yang harus kamu denger! Bonus-bonusnya kamu bisa nontonin Orlando Bloom versi Indonesia, tapi sayang sekali bagi para cewe karena Orlando Bloom ini juga sudah ''taken" dan istrinya ga kalah cantik juga sama Miranda Kerr, malah istrinya mirip Inneke Koesherawati loh. :P

Bahiklah, kalau begitu saya mau lanjut denger lagu-lagu Komunal dulu yeahhh *head bang* (direvisi oleh pacar tercinta Oka ) hahahaha*

Sabtu, 10 Desember 2011

Our First Photobooth Brithday

Akhirnya tercapai juga cita-cita buat bikin photobooth. Yak.. walaupun dengan atribut seadanya. Pakai kain batik (yang maksudnya biar Indonesia banget) dikasih tulisan "met ultah dn sempet pindah lapak ampir 5 kali karena pencahayaan tidak mendukung.

Dibantu oleh Om gembira, maka si photobooth ultah ponakan pun berhasil berdiri-untuk-memuaskan-hasrat-para-nariser. Mau lihat hasilnya? keren loh, walaupun memakai kamera poket Nikon tapi hasilnya tetep oke. Yaaa mungkin karena tukang potonya juga skill banget jadi makin oke *uhuk beneran muji ga ngarep apapun kok* #mintadilempar #pakeciuman

Ini nih beberapa hasilnya, monggo dilihat ;













Aselinya, bikin photobooth buat ultah anak-anak itu ribetnya minta ampun. Maklum anak-anak jadi susah buat diatur. Disuruh ngantri eeh semuanya malah langsung maju.

Tapi we had a lot of fun that day. Muka anak-anak yang masih WTD itu bikin gemesssss. Trus satu lagi nih, si bday boy nya sendiri sedikit banget photoboothnya yang banyak malah orang gede-gedenya yang sudah mengenal kata NARSIS.

Terakhir, buat Anda yang tertarik buka photobooth di acara ulang tahun anaknya, bisa kok menghubungi kami. *uhuk PROMOSI* Harga terjangkau dan ada paket-paketnya.Pokoknya mari kita membuat kehebohan di pesta ultah anak dehhh :p

Selasa, 22 Maret 2011

Meet … Him


Cuman mau pamer Abang tercinta,, biar mukanya terkenal, siapa tau ada yang ngenalin atau mungkin nawarin jadi model atau maen film, silahkan PM. Kenarsisan ama gosip tentang orangnya mudah-mudahan bisa cepat diupload :p

anak hutan....

rambutnya mirip nicholas saputra ya ;d

Perasaan ini lagi sakit tapi masih naek gunung -___-"

Kenapa mukanya gitu? ;d

ps: Ijin copas fotonya ya Ommm :P

Moko … Moko … Saltum


Moko… akhirnya bisa menginjakkan kaki juga di tempat ini setelah hampir dua taun denger cerita si ini-si itu tentang keindahan dan “kekerenan” Moko. Di mana itu Moko ? yang pasti jauhhhhh sampai harus mendaki bukit lewati lembah. Engga lebay ! beneran loh … !!

Setelah dua taun terakhir hanya bisa mendengarkan cerita orang-orang, sekarang giliran ekeu yang nyerita soal tempat yang jalanan menuju ke tekapenya, bisa dijadiin lokasi pembuatan film horor ini.

Ceritanya, Kamis (15/3).. iyah hari Kamis, malem jumat yang kata Nurani Fitria sih malem Jumat Kliwon (masa sih?! Males liat kalender). Hari itu memang sengaja datang mengunjungi Abang tercinto di kawasan yang katanya sih masih di tengah kota (padahal udah mendekati sisi kota!). 

Sore itu, setelah ikut duduk sebentar di tukang servis laptop, kita balik ke rumah Abang yang (konon) dihuni oleh “uka-uka” (kayak nama orang yang tinggalnya) dan selalu terdengar musik cadas namun tidak menutup kemungkinan untuk mendengarkan lagu-lagu melow ataupun lagu Sm*sh (pitnah?! Iyah haha).

Dannnn… saat berjalan menelusuri jalan setapak menuju rumah Abang (biar kesannya di kampong banget), tiba-tiba Abang tercinto ngajakin ke Moko naek motor treil. Dan sosok cantik nan ayu yang saat itu berjalan menggandeng Abang pun langsung mengiyakan, tanpa menyadari kalau hari itu pakai kostum “cewe” (sepatu cewe, celana kain plus kemeja), waktu menunjukkan sudah sore menjelang malem Jumat. Terus kenapa? Sensi banget ama malem Jumat !!

Akhirnya motor treil bernomer 13 itu dikeluarkan dan kami bersiap meluncur ke Moko. Awalnya sang Abang dengan senyum mesumnya nyuruh sang cewe untuk duduk nyamping karena ga ada pijakan untuk kaki penumpang. Dan tentu saja, sang cewe merespon “Apaaahhhhh!” *kamera close up*

Ujung-ujungnya sang cewe duduk tidak menyamping dan merebahkan kakinya di pijakan sang sopir. ( Merebahkan ?! sopir?!)

penampakan "si ga ada namanya"


Grung grung grunggggg …. Motor pun mulai menuju ke tekape dan menemui halangan pertama, yaitu mesin motor tiba-tiba mati di depan Gor Citra. Namun halangan pertama berhasil dilalui dengan sukses.

Start dari daerah Jalaprang, melewati Bojong Koneng yang pada akhirnya finish di Moko. Halangan kedua pun ditemui yaitu NYASAR sodara-sodara. Kalau nyasar di tengah perkampungan yang terang dan ramai walaupun itu malam-malam sih its ok. Nah ini, udah nyasar, lumayan jauh dari perkampungan, gelap, malam Jumat, di hutan, ada jurang juga. Sulit digambarkan dengan kata-kata bagaimana mimik wajah sang penumpang treil bernomer 13 malam itu.

Bukan sekali atau dua kali, tapi tiga kali kami nyasar dan yang paling serem sih nyasar ke jalanan yang udah ga ada perumahan penduduknya, gelap, cuman hutan di sebelah kanan dan jurang di sebelah kiri. Semakin sulit untuk digambarkan mimik wajah sang penumpang yang saltum malam itu. Namun dapat dipastikan sang pengendara mendapatkan kehangatan dari pelukan sang penumpang yang berharap tidak menemukan sesuatu di malam Jumat itu. 

Setelah tiga kali nyasar bukan berarti halangan sudah habis, kami masih harus melanjutkan perjalanan di malam hari nan gelap melewati pepohonan yang sumpahnya ga enak buat dinikmati. Padahal waktu itu pengen banget menikmati lampu-lampu kota Bandung (berhubung kami sudah ada di atas bukit). 

Mesin mati, nyasar, hutan, suasana horror sudah dilewati, akhirnya kami sampai di tekape.

Jleb. Kaki mendadak gempor, berasa udah berdiri di bus Elang-Jatinangor (plus macet) selama tiga jam. Tapi, apalah artinya horror dan kaki gempor kalau semua itu dilewati sama yayank tercinta (gomballllll). Semuanya hilanggggg, kecuali horornya!!!

Sampei di Moko yang ternyata tempatnya tidak sebesar seperti apa yang dibayangkan sebelumnya, kami bertemu dengan teman-teman Abang, beli bandrek sama pisang goreng keju (plus serutan gula merah). Pemandangannya memang keren, bisa liat cahaya lampu-lampu kota Bandung, udaranya dingin, pas buat narsis-narsisan (tapi kalau malem jangan harap bernarsis ria, gelap yang ada!), dan tentunya pas buat pacaran, yaaah yang ga bawa pacar bisa godain gadis-gadis desa nan pemalu yang siap membawakan pesanan Anda di Moko.

Hari itu kami hanya sebentar, kalau sayah sih pas temen-temen Abang pulang emang pengen ikut pulang. Horor kalau harus lewatin jalanan tadi berdua malem-malem gitu. Kebayang kan kalau tiba-tiba motor mati di tengah-tengah pepohonan itu…. -____-“ (trauma teteh versi Cimenyan nih)

Dan akhirnya kami pulang ramai-ramai, horornya engga kerasa kalau ramai gini. Kesimpulannya, hari itu walaupun saltum, nyasar di hutan di malam Jumat, kaki gempor, pantat sakit, horor pulak, tapi seruuu !! Seru karna baru pertama kali naek motor treil nan sangar, lewatin jalanan off road gitu, apalagi pas pulangnya, curam berasa mau nungkik jatoh ditambah jalanan berbatu. Jadi jangan heran kalau pas nyampe rumah, keringetan plus kaki gemeteran. Baru jadi penumpangnya aja capek-pegel, keliatan jarang olahraganya hahaha.

Jadi kapan kita ke Moko lagi ? :D

PS : Berhubung penerangan tidak bersahabat dengan kenarsisan, sehingga dokumentasi malam itu tidak ada. Semoga bisa berkunjung ke sana lagi, di sore hari, bisa bernarsis ria, dan semoga engga malem Jumat lagi. (Amin)